Friday, July 24, 2015

Keracunan vitamin? Bagaimana bisa? Melanjutkan artikel Keracunan Vitamin Bagian 1 kita akan mengulas sedikit tentang keracunan vitamin. Jika sebelumnya kita membahas vitamin larut lemak yaitu A, D, E, dan K. Sekarang kita akan membahas vitamin larut air yaitu B dan C.

1. Vitamin C
Kelebihan vitamin C yang diperoleh dari makanan tidak akan menimbulkan gejala, namun konsumsi suplemen vitamin C secara berlebihan akan meningkatkan resiko terbentuknya batu ginjal. Konsumsi vitamin C dalam bentuk tablet hisap juga beresiko merusak email gigi. Kadar asam vitamin C juga dapat mengganggu pencernaan kita. Dosis  harian vitamin C adalah 50 mg. Konsumsi melebihi 500 mg sehari akan meningkatkan pembentukan kristal oksalat yang dapat tertimbun dalam ginjal. Jika kalian mengkonsumsi vitamin C dalam dosis tinggi kalian harus banyak minum air untuk membantu mengeluarkan kristal oksalatdari ginjal. (Baca juga : Vitamin C dapat memulithkan kulit? dan Tentang Glutathion pemutih kulit)

2. Vitamin B Kompleks
Vitamin B kompleks sebenarnya adalah multivitamin yang terdiri dari berbagai macam vitamin B. vitamin B kompleks biasanya terdiri dari vitamin B1 (Tiamin), B2 (Riboflavin), B3 (Niacin), B5 (Asam Pantotenat), B6 (Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin), B7 (Biotin), B9 (Asam Folat), B12 (Kobalamin). Nah komposisi vitamin B kompleks bermacam-macam tergantung produsennya. Keracunan vitamin B sangat jarang terjadi namun tetap saja kita harus waspada. Fungsi vitamin B sendiri bermacam-macam namun pada dasarnya berhubungan dengan metabolisme protein, kesehatan kulit, otot, dan saraf. Jadi keracunan vitamin B akan mempengaruhi hal-hal tersebut. Kelebihan vitamin B3 berimbas pada kulit, seperti kulit kering dan flush (kemerahan pada kulit wajah). Kelebihan B6 menimbulkan gejala keracunan yang menyerang saraf kita, seperti kesemutan, mati rasa, dan kelumpuhan. (Baca juga : Vitamn B dapat memutihkan kulit?)

Nah jadi keracunan vitamin itu cukup berbahaya juga kan? Tentu boleh-boleh saja mengkonsumsi multivitamin namun kita tetap harus jadi konsumen yang cerdas dan bijak.

Suka artikel ini? Klik dan bagikan via

FacebookGoogle+LineTwitterWhatsapp

0 comments:

Post a Comment

Yang sabar ya, komennya ntar muncul kalau sudah aku approve.